JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah kembali stabil setelah sempat tertekan akibat sentimen demonstrasi yang meluas di berbagai daerah.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut rupiah berhasil dijaga di level Rp16.400 per dolar AS, dengan target menguat ke Rp16.300 dalam waktu dekat.
“Rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp16.560, alhamdulillah, hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400. Kami akan berusaha untuk lebih rendah lagi kembali ke Rp16.300 dan lebih kuat lagi,” kata Perry dalam rapat kerja bersama DPD RI secara daring di Jakarta, Selasa (2/9).
Sebelumnya, rupiah sempat melemah pada penutupan perdagangan Jumat (29/8) sebesar 147 poin atau 0,90 persen menjadi Rp16.500 per dolar AS dari posisi Rp16.353 per dolar AS.
Namun, pembukaan perdagangan Senin (1/9) menunjukkan perbaikan dengan penguatan 28 poin ke Rp16.472 per dolar AS.
Perry menegaskan bahwa BI terus menjaga stabilitas nilai tukar melalui intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri.
Ia menambahkan, langkah stabilisasi juga didukung koordinasi erat dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Likuiditas sudah ditingkatkan, kondisi pasar keuangan berjalan baik, stabilitas sistem keuangan juga terjaga,” ujarnya.
Lebih jauh, Perry menilai fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh. Surplus neraca perdagangan yang berlanjut, arus modal asing yang positif, serta cadangan devisa sebesar 152 miliar dolar AS menjadi faktor utama yang menopang ketahanan eksternal.
“Komitmen BI adalah menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil dan bergerak menguat, sejalan dengan fundamental ekonomi yang membaik,” tegasnya.[]