PROBOLINGGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo memfasilitasi pengawasan terhadap hewan ternak impor asal Australia yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur di PT Tombak Mas Nusantara, Desa Selogudig Wetan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi, mengatakan pengawasan ini bertujuan memastikan seluruh hewan impor yang masuk berada dalam kondisi sehat.
“Tim gabungan memeriksa kesehatan ternak, biosecurity di lokasi penampungan, hingga sistem higiene dan sanitasi. Pemberian pakan, obat, serta vitamin juga dievaluasi,” ujar Arif, Sabtu, (13/9/2025.
Menurutnya, pengawasan ketat sangat penting karena ternak impor memiliki risiko lebih tinggi dalam penyebaran penyakit.
Selain kondisi fisik hewan, tim juga meninjau fasilitas kandang dan manajemen pemeliharaan.
Dinas Peternakan Provinsi Jatim, lanjutnya, memberikan catatan penting agar hewan baru dipisahkan dari ternak yang sudah lama berada di kandang.
Hewan yang menunjukkan gejala sakit pun harus segera ditempatkan di kandang isolasi.
“Idealnya, kandang isolasi ditempatkan di tepi atau ujung area, bukan di tengah populasi, agar potensi penularan penyakit bisa dicegah,” jelas Arif.
Ia menegaskan penerapan standar biosecurity menjadi kunci dalam menjaga kesehatan ternak.
Hal itu mencakup kebersihan kandang, sistem pembuangan limbah, hingga peralatan pekerja yang wajib memenuhi standar.
“Dengan penerapan standar tersebut, ternak impor tetap sehat dan aman ketika dipasarkan,” tambahnya.
Pihak PT Tombak Mas Nusantara menyebut distribusi ternak impor tidak hanya untuk wilayah Probolinggo, tetapi juga dipasarkan ke Jawa Tengah dan Jawa Barat, bahkan tersedia melalui penjualan daring.
Kondisi ini, kata Arif, menjadi alasan pengawasan harus diperketat karena jangkauan distribusi ternak lintas daerah.
Kunjungan pengawasan dipimpin drh. Heny Risti dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) Dinas Peternakan Provinsi Jatim.
Mereka didampingi Kabid Keswan dan Kesmavet Diperta Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nuryulianto, serta drh. Nobita.[]
